Tagging: Tanggung jawab karya, identitas dan eksistensi
Posted on Senin, 23 September 2013
Sepanjang tembok jalan, pilar,hingga gardu listrik kerap saya lihat
coretan-coretan menggunakan spray paint atau spidol permanent dll
bertuliskan nama, inisial, clan, ataupun kelompok. Dikalangan street art
tulisan atau coretan tersebut dikenal dengan istilah tagging.
Umumnya coretan-coretan ini dimaksudkan untuk menandakan atau
memberikan identitas karya dan eksistensi si pembuat. Atau juga sebagai
bentuk tanggung jawab pada karyanya tersebut. Sebagai contoh biasanya
para pelaku street art akan mengimbuhkan nama (pribadi,clan,atau
kelompok) pada karya yang telah mereka buat.
Seiring berkembangnya dan semakin banyaknya pelaku street art tagging
mulai lumrah diberikan agar khalayak umum atau bahkan sesama pelaku
street art mengetahui karya siapa yang terpampang dijalan. Entah sebagai
bentuk tanggung jawab, identitas ataupun hanya sekedar untuk
eksistensi, tagging dinilai perlu oleh para pelaku street art, ya
walaupun ada beberapa karya visual dijalan yang tidak diimbuhi
embel-embel tagging.
Fungsi tagging dalam hal ini selain sebagai bentuk tanggung jawab dan
identitas, tagging sendiri dimaksudkan agar nama, baik pribadi maupun
kelompok dapat terus eksis dan dikenal banyak orang. Semakin banyak
tagging betebaran maka semakin terkenallah nama sipembuat karya. Nah
kemudian apakah tagging-tagging yang saat ini betebaran dijalan tanpa
adanya karya tetap menjadi sebuah bentuk tanggung jawab karya, atau
hanya sekedar media agar tetap eksis (eksistensi).
Nyampah atau ngga tagging-tagging yang ada tanpa sebuah karya
didalamnya? Saya pernah bertanya pada seorang pelaku street art,
“nyampah ga sih tagging-tagging yang di jalan kaya di plang,gardu
listrik,pilar sampe didalem angkot? Jawabnya, “ya kalo dibilang tagging
yang kaya gitu dibilang nyampah, ya udah pasti nyampah, tapi semakin
nyampah semakin terkenal juga yang punya tagging, tapi sah-sah aja sih”.
Sip.. persis kaya yang ada dipikiran saya, kadang saya berpikir nyampah
banget nih tagging ampe bejibun bederet difasilitas umum kaya plang,
tembok, pilar, toilet umum dll. Tapi saya berpikir lagi, ya namanya juga
biar banyak orang yang tau makanya sekalian aja iseng-iseng
nyorat-nyoret nama. Mungkin berbeda dengan pendapat orang awam (dalam
hal ini bukan pelaku street art) yang mereka pikirkan umumnya
coretan-coretan tersebut benar-benar bikin kotor apalagi bila terdapat
difasilitas umum yang kerap diperhatiin atau dijumpai orang banyak.
Yang pasti sekarang ini tagging dinilai cukup perlu bagi para pelaku
street art, selain bentuk tanggung jawab karya, identitas dan satu lagi
agar tetep eksis. Siapa tau tenar dan banyak yang tau eksistensi si
pelaku street art itu sendiri.
Sumber tulisan dari http://visualjalanan.org/web/
Discussion