September 2013

0

Manusia Lukisan (bukan) Lukisan Manusia

Posted on Sabtu, 28 September 2013

Apa yang ada dibenak kalian kalau melihat lukisan ini?

Mungkin jika dilihat hasil akhirnya tampak seperti lukisan manusia di atas kanvas biasa layaknya lukisan pada umumnya.
Tapi, di tangan Alexa Meade seniman asal Amerika ini membuat beda setiap lukisannya yaitu menjadikan manusia itu sendiri sebagai obyek dan media lukisannya... Dengan kata lain lukisan di atas itu ya bener-bener manusia yang dilukis diseluruh badannya. (body painting)

Gak percaya itu manusia asli?













Teknik yang digunakan Alexa ini yaitu melukis langsung pada Model hidup atau objek nyata dalam bentuk 3D kemudian dikonversi ke bentuk 2D dengan teknik Fotografi. Menurut saya, hasil karya bentuk 3D dan 2D yang dihasilkan merupakn hasil karya seni yang sama-sama dapat dinikmati dengan sensasi yang berbeda.


Sumber karya dari http://www.alexameade.com/artwork/

0

Tagging: Tanggung jawab karya, identitas dan eksistensi

Posted on Senin, 23 September 2013

Tagging: Tanggung jawab karya, identitas dan eksistensi


Sepanjang tembok jalan, pilar,hingga gardu listrik kerap saya lihat coretan-coretan menggunakan spray paint atau spidol permanent dll bertuliskan nama, inisial, clan, ataupun kelompok. Dikalangan street art tulisan atau coretan tersebut dikenal dengan istilah tagging.
Umumnya coretan-coretan ini dimaksudkan untuk menandakan atau memberikan identitas karya dan eksistensi si pembuat. Atau juga sebagai bentuk tanggung jawab pada karyanya tersebut. Sebagai contoh biasanya para pelaku street art akan mengimbuhkan nama (pribadi,clan,atau kelompok) pada karya yang telah mereka buat.
Seiring berkembangnya dan semakin banyaknya pelaku street art tagging mulai lumrah diberikan agar khalayak umum atau bahkan sesama pelaku street art mengetahui karya siapa yang terpampang dijalan. Entah sebagai bentuk tanggung jawab, identitas ataupun hanya sekedar untuk eksistensi, tagging dinilai perlu oleh para pelaku street art, ya walaupun ada beberapa karya visual dijalan yang tidak diimbuhi embel-embel tagging.
Fungsi tagging dalam hal ini selain sebagai bentuk tanggung jawab dan identitas, tagging sendiri dimaksudkan agar nama, baik pribadi maupun kelompok dapat terus eksis dan dikenal banyak orang. Semakin banyak tagging betebaran maka semakin terkenallah nama sipembuat karya. Nah kemudian apakah tagging-tagging yang saat ini betebaran dijalan tanpa adanya karya tetap menjadi sebuah bentuk tanggung jawab karya, atau hanya sekedar media agar tetap eksis (eksistensi).



Nyampah atau ngga tagging-tagging yang ada tanpa sebuah karya didalamnya? Saya pernah bertanya pada seorang pelaku street art, “nyampah ga sih tagging-tagging yang di jalan kaya di plang,gardu listrik,pilar sampe didalem angkot? Jawabnya, “ya kalo dibilang tagging yang kaya gitu dibilang nyampah, ya udah pasti nyampah, tapi semakin nyampah semakin terkenal juga yang punya tagging, tapi sah-sah aja sih”. Sip.. persis kaya yang ada dipikiran saya, kadang saya berpikir nyampah banget nih tagging ampe bejibun bederet difasilitas umum kaya plang, tembok, pilar, toilet umum dll. Tapi saya berpikir lagi, ya namanya juga biar banyak orang yang tau makanya sekalian aja iseng-iseng nyorat-nyoret nama. Mungkin berbeda dengan pendapat orang awam (dalam hal ini bukan pelaku street art) yang mereka pikirkan umumnya coretan-coretan tersebut benar-benar bikin kotor apalagi bila terdapat difasilitas umum yang kerap diperhatiin atau dijumpai orang banyak.
Yang pasti sekarang ini tagging dinilai cukup perlu bagi para pelaku street art, selain bentuk tanggung jawab karya, identitas dan satu lagi agar tetep eksis. Siapa tau tenar dan banyak yang tau eksistensi si pelaku street art itu sendiri.

Sumber tulisan dari http://visualjalanan.org/web/